Friday 21 September 2018

kemelut majapahit


Kemelut di Majapahit
Nama               :
Kelas               :

Pada zaman dahulu, berdirilah Sebuah Kerajaan di Jawa Timur, yaitu kerajaan Majapahit yang di pimpin oleh Raden Wijaya atau sering disebut juga Kertarajasa Jayawardhana. Beliau raja yang sangat ramah, beliau juga tidak melupakan jasa-jasa yang banyak membantu beliau. Ia langsung memberikan pangkat kepada orang yang telah membantunya. Contohnya yaitu Ronggo Lawe, beliau mengangkat Ronggo Lawe menjadi Patih di kerajaan Tuban. Raja mempunyai empat orang istri, yang bernama Dyah Tribunan, Dyah Nara Indraduhita, Dyah Jaya Indradewi dan Dyah Gayatri.
Akan tetapi ada sebuah goncangan pertama, ketika Sang Prabu sudah menikahi ke empat putri mendiang Raja Kertanegara. Ia menikahi seorang putri Melayu yang bernama Sri Indraswari. Di sini semua istri Sang Prabu memperebutkan cinta kasih sayang Baginda. Karena persaingan ini terjadilah perpecahan secara diam-diam, namun sangat dirasakan oleh para senopati. Ronggo Lawe sangat berpihak kepada Dyah Gayatri, tetapi ronggo Lawe segan untuk berbicara langsung kepada Raja, karena ia sudah lama bersama Raja.
Raja mengangkat Hamangku Bumi menjadi Patih dikarenakan bujukan Dara Petak atau Sri Indraswari. Mendengar hal itu Ronggo Lawe langsung marah, Ronggo Lawe langsung berangkat dengan kuda kesayangannya, yaitu Mego Lamat.
Sesampainya Ronggo Law eke tempat Raja, ia melihat banyak penghadap-penghadap raja, yaitu orang-orang yang dulu pernah berjuang bersama beliau. Ketika kedatangan Ronggo Law eke tempat itu, Raja merautkan wajahnhya, seperti tidak suka dengan kedatangan Ronggo Lawe, tetapi Raja sangat ingat ketika dahulu, beliau berjuang bersamanya. Setelah disambut oleh Raja, ronggo Lawe langsung berbicara “Hamba sengaja menghadap kepada Raja, untuk mengingatkan kehilapan Paduka”. Semua langsung tertuju pada Ronggo Lawe, dengan jantung yang berdebar, dengan muka yang pucat. Raja langsung memenuhkan pandangannya terhadap Ronggo Lawe, dengan suara pelan Raja berbicara “Kakang Ronggo Lawe, apakah maksud semua ucapanmu itu?”, “Yang hamba maksudkan adalah pengangkatan Nambi sebagai patih paduka, itu tidak benar, aku yakin bahwa Raja terlah terbujuk dari suara dibelakang. Seungguh itu adalah kebijakan yang sangat tidak adil dan tidak bijaksana”. Kata Ronggo Lawe.
Atas ucapannya, semua orang marah tapi mereka tidak mau ikut campur tentang masalah Prabu, karena mereka menghormati beliau. Prabu tidak percaya atas apa yang diucapkan Ronggo Lawe. Setahunya bahwa ia sangat setia kepadanya, Raja kembali berbicara “Kakang Ronggo Lawe, tindakanku mengangkat kakang Nambi itu bukan tindakan ngawur semata, tapi sudah ku pikirkan matang-matang, bahkan semua orang sudah setuju dengan keputusanku” Lalu Ronggo Lawe berbicara dengan lantang kepada Baginda “Tentu saja tidak tepat, paduka juga tahu sendiri bahwa Nambi itu orang bodoh, lemah, rendah budi, penakut dan sama sekali tidak berwibawa”.
Akhirnya sang Prabu sadar, tetapi Hamangku Bumi marah, kemudian dia memanah Ronggo Lawe sampai meninggal. Lalu Sang prabu memerintahkan kepada para prajuritnya untuk menangkap Hamangkubumi. Seketika di kerajaan Majapahit menjadi heboh, bahwa Nambi yang diangkat raja menjadi patih telah membunuh Ronggo Lawe.
Setelah semua baik kembali, Raja memberikan penghormatan kepada Ronggo Lawe yang telah meninggal dan gelar yang dulu diberikan kepada Patih Hamangku Bumi diberikan kepada orang lain yang ia anggap adil, bijaksana dan berwibawa.

No comments:

Post a Comment

contoh surat jual beli tanah

SURAT JUAL BELI MUTLAK TANAH SAWAH Yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing bernama Odah, tempat di kampung  ......... Rt 02...