BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap aktivitas manusia dalam berolahraga selalu
melibatkan kondisi fisik atau keadaan tubuh yang prima. Kondisi fisik merupakan
suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu
saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya Selain itu, kondisi fisik adalah
satu prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang
atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda atau
ditawar-tawar lagi.
Manusia memiliki alasan yang berbeda-beda dalam
melakukan aktivitas olahraga. Menurut Sajoto (1995 : 1) ada empat dasar tujuan
manusia melakukan kegiatan olahraga, yaitu :
1.
Mereka yang melakukan kegiatan
olahraga hanya untuk rekreasi, yaitu mereka yang melakukan olahraga untuk
mengisi waktu senggang dilakukan dengan penuh kegembiraan. Jadi segalanya
dikerjakan dengan santai dan tidak formal, baik tempat, sasaran maupun
peraturannya.
2.
Mereka yang melakukan kegiatan
olahraga untuk tujuan pendidikan, seperti misalnya anak-anak sekolah yang
diasuh oleh guru olahraga. Kegiatan formal tujuannya guna mencapai sasaran
pendidikan nasional melalui kegiatan olahraga yang telah disusun melalui
kurikulum tertentu.
3.
Mereka yang melakukan kegiatan
olahraga dengan tujuan mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. Dalam hal
ini mulai dari berbagai ilmu pengetahuan kedokteran, ekonomi, sosial,
lingkungan hidup dan lain sebagainya diperhitungkan dan diperhatikan,
dikerjakan dengan formal, baik program, sarana maupun fasilitasnya, di bawah
asuhan tenaga profesional.
4.
Mereka yang melakukan olahraga
untuk mencapai sasaran prestasi tertentu.
Dari keempat tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga
yang telah diuraikan di atas, tujuan manusia melakukan olahraga untuk mencapai
sasaran suatu prestasi tertentu adalah hal yang paling utama dan yang perlu
diperhatikan dalam peningkatan dan pemeliharaannya. Menurut Sajoto (1995 : 7)
untuk mencapai suatu prestasi optimal seseorang harus memiliki empat macam
kelengkapan yaitu meliputi : “1) Pengembangan fisik (physical build up),
2) pengembangan teknik (technical build up), 3) pengembangan mental ( mental
build up ), dan 4) kematangan juara.”
Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang
sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam
setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang
ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan
komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga
yang ditekuni.
Salah satu cabang olahraga yang memerlukan kondisi fisik
yang optimal adalah renang. Menurut Nenggala (2006 : 75) renang adalah “olahraga yang
paling baik untuk sebagai aktivitas olahraga, karena renang adalah aktivitas
yang melibatkan gerak semua organ tubuh baik untuk pertumbuhan kesehatan baik
fisik maupun mental berupa ketahanan, kemampuan, dan kecepatan.”
Renang
merupakan cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga
pada umumnya. Sebagaimana dijelaskan Dwijowinoto (1997 : 2) sebagai berikut :
Renang akan
berhubungan dengan media air, hal ini sangat berbeda dengan cabang-cabang
olahraga lain, dimana medianya adalah tanah (lapangan) atau udara di
sekitarnya. Olahraga renang tahanan yang dihadapinya adalah air, sedangkan
cabang lain lari misalnya, tahanan (hambatan) yang dilawan adalah udara (angin)
maka tahanan dalam renang lebih berat dibanding dengan lari. Perenang yang
dapat memperkecil tahanan yang dihadapinya akan semakin cepat renangnya.
Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang
juga selalu muncul dalam setiap lomba terdiri dari empat gaya, yang meliputi
gaya bebas atau crawl stroke, gaya dada atau breast stroke, gaya
kupu-kupu atau butterfly stroke,
dan gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut
masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri.
Gaya crawl oleh sebagian orang disebut gaya
bebas. Sebetulnya istilah ini salah, sebab gaya bebas merupakan nama nomor
perlombaan renang, sedangkan gaya crawl merupakan salah satu teknik
renang. Pada setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir semua perenang memilih
gaya crawl maka gaya crawl sering dinamakan gaya bebas. Banyaknya
perenang memilih gaya crawl saat mengikuti perlombaan dalam nomor gaya
bebas karena gaya crawl merupakan gaya renang tercepat dibandingkan
dengan ketiga gaya yang lain ialah gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Setiawan (2004 : 9) yang mengatakan bahwa,
“Teknik dasar renang gaya crawl meliputi posisi tubuh, gerakan lengan,
gerakan tungkai, gerakan pengambilan nafas dan gerakan koordinasi.”
Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan
mekanika renang yang disebutkan secara benar, selain mental, kematangan juara,
dan fisik. Sajoto (1995 : 8 – 10)
menjelaskan sebagai berikut :
Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh
kesegaran fisik antara lain kekuatan atau strenght, kecepatan atau speed,
daya tahan atau endurance, daya otot atau muscular power,
daya lentur atau flexibility, koordinasi atau coordination,
kelincahan atau agility, keseimbangan atau balance, ketepatan
atau accuracy, reaksi atau reaction.
Ada tiga komponen kondisi fisik yang dibutuhkan untuk
dapat melakukan unjuk kerja pada olahraga renang, yaitu kekuatan, kecepatan,
dan power. Namun demikian, faktor
lain yang sangat diperlukan pada olahraga renang adalah power. Power pada umumnya
yaitu cardiorespyratory endurance yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat. Menurut Badriah (2002
: 24) power adalah “kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan
kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat. Latihan untuk power
dapat diberikan pada minggu 5, 6, dan 7 dalam pre season yaitu musim
jauh sebelum pertandingan.” Dalam hal ini, power
yang berkaitan dengan olahraga renang gaya bebas adalah power otot tungkai dan otot lengan.
Dalam
cabang olahraga renang tolak ukur prestasi ditentukan oleh waktu tempuh.
Keberhasilan perenang untuk memenangkan suatu perlombaan pada dasarnya berasal
dari kecepatan perenang. Kecepatan menurut Sajoto (1995 : 8) adalah “kemampuan
seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.”
Kecepatan
perenang adalah hasil dari dua kekuatan. Kedua kekuatan yang dimaksud, yaitu
kemampuan perenang untuk menghasilkan daya dorong dan mengurangi hambatan.
Kekuatan yang mendorong maju disebut dorongan dan ditimbulkan oleh lengan dan
tungkai. Menambah daya dorong dapat dilakukan dengan meningkatkan tenaga dorong
yaitu melatih kekuatan otot. Hambatan disebabkan oleh air yang harus dibawanya
saat melakukan renang. Untuk mengurangi hambatan dapat dilakukan sesuai dengan
bentuk hambatannya. Daya dorong atau dorongan ialah kekuatan yang mendorong
perenang maju dan ditimbulkan oleh lengan dan tungkai perenang. Sebenarnya
kekuatan ini dilakukan oleh tekanan yang ditimbulkan oleh lengan dan tungkai
ketika lengan dan tungkai mendorong air ke belakang.
Pada
renang gaya bebas gerakan laju ke depan ditentukan oleh anggota tubuh bagian atas
berupa gerakan ayunan lengan (stroke) dan gerakan anggota tubuh
bagian bawah berupa gerakan menendang (kick) dengan koordinasi gerak
yang tepat. Gerakan ayunan lengan dan gerakan menendang oleh kemampuan otot
untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu ketahanan dan kekuatan merupakan komponen
yang sangat penting dari kemampuan fisik yang ada.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis melakukan suatu penelitian ilmiah dengan mengambil
judul “Hubungan antara Power Otot Tungkai
dan Power Otot Lengan dengan
Kecepatan Renang Gaya Bebas.” Untuk memperoleh data penelitian, penulis
menggunakan subjek penelitian yaitu mahasiswa putra angkatan 2011 kelas F pada Program
Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang
masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut :
1.
Apakah terdapat hubungan antara power otot tungkai dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra
angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ?
2.
Apakah terdapat hubungan antara power otot lengan dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra
angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ?
3.
Apakah terdapat hubungan antara power otot tungkai dan power
otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra
angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ?
C.
Definisi Operasional
Istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini dapat penulis jelaskan secara operasional
sebagai berikut :
1.
Hubungan, menurut Poerwadarminta (1976 : 362) adalah “sesuatu yang dipakai untuk menghubungkan atau berhubungan.”
Hubungan dalam penelitian ini adalah menghubungkan power otot tungkai dan power
otot lengan dengan kecepatan renang gaya bebas.
2.
Power, menurut Badriah
(2002 : 24) adalah “kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi
secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat.” Power dalam
penelitian ini adalah power otot tungkai dan power otot lengan serta hubungannya dengan kecepatan renang gaya
bebas.
3.
Kecepatan, menurut Sajoto (1995 : 8) adalah “kemampuan
seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Dalam hal ini yang dimaksud kecepatan
adalah kecepatan renang gaya bebas.
4.
Renang, menurut Nenggala (2006 : 75) adalah “olahraga yang
paling baik untuk sebagai aktivitas olahraga karena renang adalah aktivitas
yang melibatkan gerak semua organ tubuh baik untuk pertumbuhan kesehatan baik
fisik maupun mental berupa ketahanan, kemampuan, dan kecepatan.”
5.
Gaya Bebas, menurut Nenggala (2006 : 81) adalah “gaya renang
yang menyerupai seekor binatang, oleh sebab itu disebut crawl yang
artinya merangkak atau disebut juga gaya rimau. Gaya ini merupakan gaya yang
paling cepat dari semua gaya renang dan gaya yang paling populer digunakan
dalam renang.”
D.
Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah
di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra
angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
2.
Untuk mengetahui hubungan antara power otot lengan dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra
angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
3.
Untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai dan power
otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang gaya bebas pada mahasiswa
putra angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
E.
Kegunaan
Penelitian
Hasil
dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah dan mendukung
terhadap perkembangan khazanah keilmuan di bidang kepelatihan olahraga maupun
bidang ilmu pendidikan jasmani lainnya, terutama yang berkaitan dengan power
otot tungkai dan power otot lengan serta hubungannya dengan kecepatan
renang gaya bebas. Sedangkan secara praktis diharapkan dapat memberikan
sejumlah kegunaan sebagai berikut :
1.
Sebagai tambahan informasi khususnya bagi mahasiswa
pendidikan olahraga tentang perlunya meningkatkan komponen kondisi fisik yang
berkaitan dengan olahraga renang, misalnya power otot tungkai dan power
otot lengan.
2.
Bagi guru/dosen, pelatih maupun pembina olahraga sebagai
tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai bentuk latihan kondisi fisik untuk
meningkatkan penguasaan teknik dasar olahraga renang bagi anak didiknya/atlet.
No comments:
Post a Comment