Saturday 29 September 2018

Contoh Sekripsi yang baik dan benar


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Setiap aktivitas manusia dalam berolahraga selalu melibatkan kondisi fisik atau keadaan tubuh yang prima. Kondisi fisik merupakan suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya Selain itu, kondisi fisik adalah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi.
Manusia memiliki alasan yang berbeda-beda dalam melakukan aktivitas olahraga. Menurut Sajoto (1995 : 1) ada empat dasar tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga, yaitu :
1.      Mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk rekreasi, yaitu mereka yang melakukan olahraga untuk mengisi waktu senggang dilakukan dengan penuh kegembiraan. Jadi segalanya dikerjakan dengan santai dan tidak formal, baik tempat, sasaran maupun peraturannya.
2.      Mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan, seperti misalnya anak-anak sekolah yang diasuh oleh guru olahraga. Kegiatan formal tujuannya guna mencapai sasaran pendidikan nasional melalui kegiatan olahraga yang telah disusun melalui kurikulum tertentu.
3.      Mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai ilmu pengetahuan kedokteran, ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan lain sebagainya diperhitungkan dan diperhatikan, dikerjakan dengan formal, baik program, sarana maupun fasilitasnya, di bawah asuhan tenaga profesional.
4.      Mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai sasaran prestasi tertentu.

Dari keempat tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga yang telah diuraikan di atas, tujuan manusia melakukan olahraga untuk mencapai sasaran suatu prestasi tertentu adalah hal yang paling utama dan yang perlu diperhatikan dalam peningkatan dan pemeliharaannya. Menurut Sajoto (1995 : 7) untuk mencapai suatu prestasi optimal seseorang harus memiliki empat macam kelengkapan yaitu meliputi : “1) Pengembangan fisik (physical build up), 2) pengembangan teknik (technical build up), 3) pengembangan mental ( mental build up ), dan 4) kematangan juara.”
Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga yang ditekuni.
Salah satu cabang olahraga yang memerlukan kondisi fisik yang optimal adalah renang. Menurut Nenggala (2006 : 75) renang adalah “olahraga yang paling baik untuk sebagai aktivitas olahraga, karena renang adalah aktivitas yang melibatkan gerak semua organ tubuh baik untuk pertumbuhan kesehatan baik fisik maupun mental berupa ketahanan, kemampuan, dan kecepatan.”
Renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga pada umumnya. Sebagaimana dijelaskan Dwijowinoto (1997 : 2) sebagai berikut :
Renang akan berhubungan dengan media air, hal ini sangat berbeda dengan cabang-cabang olahraga lain, dimana medianya adalah tanah (lapangan) atau udara di sekitarnya. Olahraga renang tahanan yang dihadapinya adalah air, sedangkan cabang lain lari misalnya, tahanan (hambatan) yang dilawan adalah udara (angin) maka tahanan dalam renang lebih berat dibanding dengan lari. Perenang yang dapat memperkecil tahanan yang dihadapinya akan semakin cepat renangnya.

Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang juga selalu muncul dalam setiap lomba terdiri dari empat gaya, yang meliputi gaya bebas atau crawl stroke, gaya dada atau breast stroke, gaya kupu-kupu atau butterfly stroke, dan gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri.
Gaya crawl oleh sebagian orang disebut gaya bebas. Sebetulnya istilah ini salah, sebab gaya bebas merupakan nama nomor perlombaan renang, sedangkan gaya crawl merupakan salah satu teknik renang. Pada setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir semua perenang memilih gaya crawl maka gaya crawl sering dinamakan gaya bebas. Banyaknya perenang memilih gaya crawl saat mengikuti perlombaan dalam nomor gaya bebas karena gaya crawl merupakan gaya renang tercepat dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain ialah gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Setiawan (2004 : 9) yang mengatakan bahwa, “Teknik dasar renang gaya crawl meliputi posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan pengambilan nafas dan gerakan koordinasi.”
Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang yang disebutkan secara benar, selain mental, kematangan juara, dan fisik. Sajoto (1995 :    8 – 10) menjelaskan sebagai berikut :
Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik antara lain kekuatan atau strenght, kecepatan atau speed, daya tahan atau endurance, daya otot atau muscular power, daya lentur atau flexibility, koordinasi atau coordination, kelincahan atau agility, keseimbangan atau balance, ketepatan atau accuracy, reaksi atau reaction.

Ada tiga komponen kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan unjuk kerja pada olahraga renang, yaitu kekuatan, kecepatan, dan power. Namun demikian, faktor lain yang sangat diperlukan pada olahraga renang adalah power. Power pada umumnya yaitu cardiorespyratory endurance yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat. Menurut Badriah (2002 : 24) power adalah “kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat. Latihan untuk power dapat diberikan pada minggu 5, 6, dan 7 dalam pre season yaitu musim jauh sebelum pertandingan.” Dalam hal ini, power yang berkaitan dengan olahraga renang gaya bebas adalah power otot tungkai dan otot lengan.
Dalam cabang olahraga renang tolak ukur prestasi ditentukan oleh waktu tempuh. Keberhasilan perenang untuk memenangkan suatu perlombaan pada dasarnya berasal dari kecepatan perenang. Kecepatan menurut Sajoto (1995 : 8) adalah “kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.”
Kecepatan perenang adalah hasil dari dua kekuatan. Kedua kekuatan yang dimaksud, yaitu kemampuan perenang untuk menghasilkan daya dorong dan mengurangi hambatan. Kekuatan yang mendorong maju disebut dorongan dan ditimbulkan oleh lengan dan tungkai. Menambah daya dorong dapat dilakukan dengan meningkatkan tenaga dorong yaitu melatih kekuatan otot. Hambatan disebabkan oleh air yang harus dibawanya saat melakukan renang. Untuk mengurangi hambatan dapat dilakukan sesuai dengan bentuk hambatannya. Daya dorong atau dorongan ialah kekuatan yang mendorong perenang maju dan ditimbulkan oleh lengan dan tungkai perenang. Sebenarnya kekuatan ini dilakukan oleh tekanan yang ditimbulkan oleh lengan dan tungkai ketika lengan dan tungkai mendorong air ke belakang.
Pada renang gaya bebas gerakan laju ke depan ditentukan oleh anggota tubuh bagian atas berupa gerakan ayunan lengan (stroke) dan gerakan anggota tubuh bagian bawah berupa gerakan menendang (kick) dengan koordinasi gerak yang tepat. Gerakan ayunan lengan dan gerakan menendang oleh kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu ketahanan dan kekuatan merupakan komponen yang sangat penting dari kemampuan fisik yang ada.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan suatu penelitian ilmiah dengan mengambil judul “Hubungan antara Power Otot Tungkai dan Power Otot Lengan dengan Kecepatan Renang Gaya Bebas.” Untuk memperoleh data penelitian, penulis menggunakan subjek penelitian yaitu mahasiswa putra angkatan 2011 kelas F pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi Tasikmalaya.




B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1.      Apakah terdapat hubungan antara power otot tungkai dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ?
2.      Apakah terdapat hubungan antara power otot lengan dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ?
3.      Apakah terdapat hubungan antara power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ?

C.    Definisi Operasional
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat penulis jelaskan secara operasional sebagai berikut :
1.      Hubungan, menurut Poerwadarminta (1976 : 362) adalah “sesuatu yang dipakai untuk menghubungkan atau berhubungan.” Hubungan dalam penelitian ini adalah menghubungkan power otot tungkai dan power otot lengan dengan kecepatan renang gaya bebas.
2.      Power, menurut Badriah (2002 : 24) adalah “kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat.” Power dalam penelitian ini adalah power otot tungkai dan power otot lengan serta hubungannya dengan kecepatan renang gaya bebas.
3.      Kecepatan, menurut Sajoto (1995 : 8) adalah “kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Dalam hal ini yang dimaksud kecepatan adalah kecepatan renang gaya bebas.
4.      Renang, menurut Nenggala (2006 : 75) adalah “olahraga yang paling baik untuk sebagai aktivitas olahraga karena renang adalah aktivitas yang melibatkan gerak semua organ tubuh baik untuk pertumbuhan kesehatan baik fisik maupun mental berupa ketahanan, kemampuan, dan kecepatan.”
5.      Gaya Bebas, menurut Nenggala (2006 : 81) adalah “gaya renang yang menyerupai seekor binatang, oleh sebab itu disebut crawl yang artinya merangkak atau disebut juga gaya rimau. Gaya ini merupakan gaya yang paling cepat dari semua gaya renang dan gaya yang paling populer digunakan dalam renang.”

D.    Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
2.      Untuk mengetahui hubungan antara power otot lengan dengan kecepatan renang gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
3.      Untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang gaya bebas pada mahasiswa putra angkatan 2011 kelas F PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

E.     Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah dan mendukung terhadap perkembangan khazanah keilmuan di bidang kepelatihan olahraga maupun bidang ilmu pendidikan jasmani lainnya, terutama yang berkaitan dengan power otot tungkai dan power otot lengan serta hubungannya dengan kecepatan renang gaya bebas. Sedangkan secara praktis diharapkan dapat memberikan sejumlah kegunaan sebagai berikut :
1.      Sebagai tambahan informasi khususnya bagi mahasiswa pendidikan olahraga tentang perlunya meningkatkan komponen kondisi fisik yang berkaitan dengan olahraga renang, misalnya power otot tungkai dan power otot lengan.
2.      Bagi guru/dosen, pelatih maupun pembina olahraga sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai bentuk latihan kondisi fisik untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar olahraga renang bagi anak didiknya/atlet.

No comments:

Post a Comment

contoh surat jual beli tanah

SURAT JUAL BELI MUTLAK TANAH SAWAH Yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing bernama Odah, tempat di kampung  ......... Rt 02...