BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1.
Permintaan
A. Pengertian Permintaan
Menurut (Sukirno, 2004: 76) permintaan dapat
didefinisikan sebagai Banyaknya barang yang diminta konsumen pada harga
tertentu. Permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat kepada sesuatu barang
ditentukan oleh banyaknya faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang
terpenting adalah:
a.
Harga barang itu sendiri
b.
Harga barang lain yang berkaitan erat
dengan barang tersebut
c.
Pendapatan rumah tangga dan pendapatan
rata-rata masyarakat
d.
Corak distribusi yang akan datang
pendapatan dalam masyarakat
e.
Cita rasa masyarakat
f.
Jumlah penduduk
g.
Ramalan mengenai keadaan dimasa mendatang
Menurut Gilarso (2007) dalam ilmu ekonomi
istilah permintaan (demand) mempunyai
arti tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah
suatu barang yang akan dibeli orang dan harga barang tersebut. Permintaan
adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu di beli pada berbagai
kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan hal-hal lain
tetap sama.
Menurut Samuelson (2001)
dalam pandangannya bahwa permintaan adalah hubungan jelas antara harga pasar
suatu barang dengan jumlah yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak
berubah. Sedangkan menurut Putong (2010: 25) Permintaan adalah banyaknya jumlah
barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan
tingkat harga tertentu
pada tingkat pendapatan tertentu
dan dalam priode tertentu.
Permintaan merupakan
keinginan yang disertai
dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang
bersangkutan. Setiap orang boleh saja ingin kepada apapun
yang diinginkannya, tetapi
jika keinginannya itu
tidak ditunjang dengan kesediaan
membeli serta kemampuan
untuk membeli, maka keinginannya itupun hanya akan tinggal
keinginan saja (Rosyidi, 2000: 55).
B. Hukum Permintaan
Perilaku konsumen yang sederhana dapat dijelaskan
dalam hukum permintaa yang menyatakan bahwa jika harga suatu barang naik, maka
jumlah barang yang diminta konsumen tersebut akan turun dan sebaliknya jika
harga suatu barang turun maka jumlah barang yang diminta konsumen tersebut akan
naik. Kenaikan harga dan permintaan seperti di atas disebabkan oleh:
a. Kenaikan
harga yang menyebabkan pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai
pengganti atas barang yang mengetahui kenaikan harga, demikian sebaliknya.
b. Kenaikan
harga menyebabkan pendapatan riil pada pembeli berkurang. Setiap penurunan
harga suatu barang tanpa ada perubahan atas harga barang lain atau pendapatan
yang diterimanya selalu berarti kenaikan pendapatan riil, yaitu jumlah barang
yang dibeli. Gejala ini dinamakan efek penurunan harga
Kemudian
apabila kuantitas barang yang diminta cenderung turun apabila harga naik terdapat
dua alasan:
a. Efek
substitusi apabila harga sebuah barang naik, maka konsumen akan menggantikannya
dengan barang-barang yang serupa lainnya.
b.
Efek pendapatan apabila harga naik maka
konsumen menganggap bahwa dirinya sekarang lebih miskin dari pada sebelumnya
dan sebaliknya apabila harga turun maka konsumen akan menganggap dirinya lebih
berkecukupan dibandingkan sebelumnya.
C. Fungsi Permintaan
Menurut
Soediyono, 1989 dalam Oktiana, (2011: 13), fungsi permintaan didefinisikan
sebagai fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah-jumlah dari suatu barang
yang akan terbeli persatuan waktu dari berbagai nilai dari dua atau lebih
variabel yang turut menentukan jumlah pembelian. Secara umum fungsi permintaan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qx=
f (Px, Py, M, E, N)
Dimana:
Qx
= Kuantitas barang tersebut
Px
= Harga barang x
Py
= Harga barang y
M =
Pendapatan konsumsi yang disediakan untuk dibelanjakan
E =
Selera dan faktor-faktor lain
N
= Jumlah penduduk
Apabila
pendapatan berubah maka jenis barang dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Barang
Inferior
Barang inferior yaitu barang yang banyak
diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan
bertambah maka permintaan akan barang-barang inferior akan digantikan oleh
barang-barang yang lebih baik mutunya.
b. Barang
Esensial
Barang esensial yaitu barang yang
sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang biasanya
terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian.
c. Barang
Normal
Barang normal yaitu barang dimana
permintaan atas barang akibat kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh dua
faktor, yaitu:
1.
Pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang.
2.
Pertambahan pendapatan memungkinkan seseorang menukar konsumsi mereka dari
barang yang kurang baik mutunya ke barang yang lebih baik mutunya.
d. Barang
Mewah
Barang mewah yaitu barang yang akan
dikonsumsi oleh masyarakat apabila pendapatan masyarakat sudah menjadi relatif
lebih tinggi. Barang mewah ini akan dibeli oleh masyarakat apabila kebutuhan
mereka akan bahan pokok sudah terpenuhi (Suparmoko dalam Pramana, 2010: 32).
D.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas
adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan. Elastisitas
permintaan menggambarkan derajat kepekaan fungsi permintaan terhadap perubahan
yang terjadi pada variabel-variabel yang menggantinya. Besaran koefisien
elastisitas ditunjukkan oleh perbandingan antara persentase perubahan dalam
variabel tidak bebas itu dan persentase perubahan variabel bebas yang mempengaruhinya.
2.1.2.
Pendapatan
A. Pengertian pendapatan
Pendapatan
adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal
dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang
dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan sangat penting artinya
bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung mau pun tidak
lagsung (Suroto).
Pendapatan
merupakan suatu unsur yang harus dilakukan dalam melakukan suatu usaha karena
dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan
yang diperoleh selama melakukan usaha. Menurut Sumitro (2013) pendapatan merupakan
jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup masyarakat, dimana dengan
adanya pendapatan yang dimiliki oleh setiap jiwa disebut dengan pendapatan
perkapita dimana pendapatan perkapita menjadi tolak ukur kemajuan atau
perkembangan ekonomi. Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan suatu
usaha, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan
suatu usaha untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan – kegiatan yang
akan dilakukan.
Kondisi seseorang dapat diukur
dengan menggunakan konsep pendapatan yang menujukkan jumlah seluruh uang yang
diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu
(Samuelson dan Nordhaus)
Ada definisi lain mengenai pendapatan yaitu
pendapatan dikatakan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil
pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap
bulan (Sukirno).
Menurut Wilson (2007: 28) bahwa pendapatan
masyarakat sangat berpengaruh terhadap jumlah permintaan ke atas suatu barang.
Perubahan pendapatan masyarakat mengakibatkan perubahan terhadap permintaan ke
atas suatu barang. Hubungan kedua variabel
itu, antara pendapatan masyarakat dengan jumlah permintaan ke atas suatu
barang tergantung pada jenis dan sifat barangnya. Jenis barang tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu barang normal dan barang inferior. Barang normal adalah suatu
barang yang jumlahnya mengalami perubahan yangsearah dengan perubahan
pendapatan masyarakat sedangkan barang inferior adalah barang yang
jumlahnya mengalami perubahan terbalik dengan perubahan pendapatan.
2.1.3. Jumlah Anggota Keluarga
A. Pengertian keluarga
Pengertian keluarga menurut Undang-undang. No. 52 Tahun 2009
Bab 1 Pasal 1 ayat 6 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau
suami, istri dan anaknya, atau ayah dengan anak (duda) atau ibu dengan anaknya
(janda).
Pengertian keluarga menurut Effendy adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Effendy, 2005)
Pengertian lain dari keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang
terdiri dari orang tua yang memberikan arah menuju penghayatan agama,
aktivitas politik dan ekonomi, serta pembentukan harga diri. Bahkan jika
seseorang sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap
prilakunya tetap ada, sedangkan pada keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang
terdiri dari suami dan istri dan anak memberikan pengaruh dalam pembelian.
Pemasar perlu menentukan bagaimana interaksi diantara para anggota keluarga
dalam pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka
masing-masing. Dengan memahami dinamika pengambilan keputusan dalam satu
keluarga, pemasar dapat terbantu dalam menetapkan strategi pemasar yang terbaik
bagi anggota keluarga yang tepat (Simamora,
2001).
Keluarga adalah pusat pembelian yang merefleksikan
kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu
membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga
yang lain. Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang
dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri,
anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda
adalah normal.
a. Penjaga
pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran
keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi
untuk membantu pengambilan keputusan.
b. Pemberi
pengaruh (influencer). Individu yang
opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga
dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan
kriteria evaluasi itu.
c. Pengambil
keputusan (decider). Orang dengan
wewenang atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan
dan produk atau merek mana yang yang akan dipilih.
d. Pembeli (buyer). Orang yang bertindak sebagai
agen pembelian: yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek,
membawa produk kerumah, dan seterusnya.
e. Pemakai (user). Orang yang menggunakan produk.
2.1.4. Air
A. Pengertian air
Air
merupakan karunia tuhan yang secara alami ada diseluruh muka bumi. Manusia
sebagai salah satu makluk yang ada di bumi juga sangat tergantung terhadap air
dan untuk kelangsungan hidupnya memerlukan air dengan kuantitas dan kualitas
tertentu. (Martin Dharmasetiawan, 2004 )
Salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan
sehari-hari adalah untuk kebutuhan air minum. Menurut dokter dan ahli kesehatan
manusia wajib minum air putih minimal 2 liter (atau 8 gelas) per hari dan
maksimum 7 persen kali berat badan. ( Robert J.Kodoatie, 2012)
B. Sumber-Sumber Air
Dalam penyediaan air, terdapat beberapa proses-proses yang
wajib dilakukan demi mendapatkan kriteria kualitas, kuantitas, kontinuitas yang
baik agar layak untuk dikonsumsi oleh manusia supaya tidak menimbulkan akibat-akibat
tertentu yang merugikan bagi tubuh manusia. Berdasarkan sumbernya air dapat
digolongkan menjadi empat kelompok yaitu:
1. Air Atmosfer (Air Hujan)
Air atmosfer adalah air yang dalam keadaan murni sangat
bersih tetapi karena adanya pengotoran udara yang disebabkan kotoran-kotoran
dan debu, maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya
pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan turun, karena
masih mengandung banyak kotoran. Disamping itu air hujan mempunyai sifat
agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga
hal ini dapat mempercepat terjadinya korosi.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah
semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Contoh-contoh yang bisa
disebutkan antara lain: air didalam sistem sungai, air didalam sistem irigasi,
air didalam sistem drainase, air waduk, danau, kolam retensi.
3.
Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
batuan di bawah permukaan tanah (definisi dalam Undang-undang Sumber Daya Air).
Salah satu contohnya yaitu mata air.
4.
Air laut
Air
laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam dalam air
laut kurang lebih 3%. Dengan keadaan ini maka air laut mempunyai syarat untuk
air minum apa bila belum diolah terlebih dahulu. Air laut jarang digunakan
sebagai air baku untuk air minum karena pengolahan untuk menghilangkan kadar
garamnya membutuhkan biaya yang cukup besar.
C. Prinsip Dasar Penyediaan Air Bersih
Dalam merencanakan penyediaan
air bersih harus
memenuhi 3K yaitu Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas.
Kualitas menyangkut mutu air, baik air baku maupun air hasil pengolahan yang
siap di distribusikan. Kuantitas
menyangkut jumlah atau ketersediaan air baku yang diolah. Perlu pertimbangan
apakah sumber air baku tersebut dapat memenuhi
kebutuhan air baku selama umur
rencana.
Kontinuitas menyangkut kebutuhan air yang terus menerus. Artinya sumber
air baku tersebut apakah dapat memasok kebutuhan air secara terus menerus
terutama ketika musim kemarau.
D. Kualitas air baku
untuk air bersih
Air baku yang digunakan untuk menghasilkan air bersih harus
memenuhi aturan yang tertuang dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No.
82 Tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Perencanaan Air.
Pada pasal 8 Peraturan Pemerintah mengenai klasifikasi kriteria mutu air
ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:
1. Kelas Satu, yaitu
air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum
2. Kelas Dua,
yaitu air yang
diperuntukannya dapat digunakan
untuk prasarana atau sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, perternakan,
air untuk mengairi pertanaman.
3. Kelas Tiga, yaitu
air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk ikan air tawar, perternakan, air
untuk mengairi pertanaman.
4. Kelas Empat,
yaitu air yang
diperuntukannya dapat digunakan
untuk mengairi pertanaman.
E. Kualitas Air Bersih
Kualitas atau mutu air yang mengalir dalam suatu jaringan
pipa distribusi air sangatlah penting. Karena, tujuan utama dari perencanaan
jaringan distribusi air bersih adalah agar para konsumen dapat mengkonsumsi air
tersebut dengan aman. Dalam perjalanannya air selalu berhubungan langsung
dengan dinding pipa bagian dalam dan perlengkapan pipa. Bila terdapat kerusakan
pada jalur pipa, otomatis air didalamnya
akan terkontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat menurunkan mutunya.
Sebaliknya jalur pipa tersebut dalam kondisi
yang sangat baik dimana air terlindungi dari pengaruh luar, maka mutu
air pada jaringan pipa distribusi tersebut aman tetap terjaga.
Syarat kualitas meliputi syarat fisik, syarat kimia, syarat
bakteriologis, dan syarat bakteriologis sebagai berikut.
1. Syarat Fisik
Syarat fisik dari
air bersih adalah
persyaratan yang dapat
dipenuhioleh indra kita, baik
secara
penglihatan,penciuman,
maupun perasa. Syarat-syarat berikut diantaranya sebagai
berikut.
·
Tidak terasa, jernih.
·
Tidak berwarna, tidak berbau.
·
Suhu air yang baik adalah suhu yang sama dengan
suhu ruang, sehingga saat diminum tidak terlalu dingin maupun terlalu panas, tetapi menyegarkan.
2. Syarat Kimia
Syarat
kimia adalah persyaratan yang menyangkut
kadar atau kandungan zat kimia dalam air. Terutama untuk air minum, air tidak
boleh mengandung zat-zat yang dapat mengganggu
kesehatan manusia. Misalnya air tidak boleh mengandung zat timah
(Pb) karena timah sangat beracun, tidak mengandung zat kimia organik dan
anorganik tertentu (Ca, Mg, dan sebagainya). Oleh karena itu, masyarakat tidak
dianjurkan menggunakan pipa dari bahan timah.
3. Syarat Bakteriologis
Ada syarat lain dari air minum yang sehat, yaitu
syarat bakteriologis.
Persyaratan ini menyangkut
kandungan mikroorganisme atau jasad renik
yang terdapat dalam air minum. Air minum tidak boleh mengandung bakteri
yang dapat merugikan kesehatan manusia. Persayaratannya adalah sebagai berikut:
- Jumlah kuman yang terdapat dalam 1cc air minum harus kurang
dari 100 kuman
- Dalam 100cc air minum tidak boleh mengandung bakteri E.coli karena bakteri ini akan menyebabkan gangguan
pencernaan.
- Bakteri lain yang
tidak boleh ada dalam air minum adalah bakteri-bakteri patogen, karena dapat
menyebabkan penyakit kolera, tipus, disentri, dan gastroenteritis (gangguan
pada lambung).
4. Syarat Radioaktif
Dari segi paramater radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya
adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan
dapat berupa kematian, dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat
diganti kembali apabila sel
dapat bergenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis
dapat menimbulkan berbagai
penyakit seperti kanker dan mutasi.
F. Kuantitas Air
Kuantitas adalah jumlah persediaan air minum yang dapat
memenuhi kebutuhan dari pengguna atau masyarakat yang memanfaatkan jasa dari
penyedia air minum.
Secara umum penyediaan air bersih adalah berasal dari sumber
air permukaan atau air dalam tanah. Untuk wilayah kota palembang, sumber
penyedia air yang dikelolah oleh PDAM berasal dari air permukaan (Sungai Musi).
Dimana kuantitas air yang berasal dari air permukaan ini mencukupi untuk
didistribusikan. Kuantitas atau jumlah air yang mengalir dari pusat distribusi
sangatlah penting dalam merencanakan jaringan distribusi. Karena tujuan utama
dari perencanaan jaringan distribusi adalah agar kebutuhan masyarakat akan
tersedianya air bersih dapat terlayani dengan baik. Untuk itu hal-hal yang dapat mengurangi jumlah
air yang didistribusi
antara lain disebabkan
oleh banyaknya sambungan pipa dan
panjangnya jalur pipa sedapat mungkin dihindarkan.
Pemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah besar dengan kemajuan
masyarakat tersebut, sehingga pemakaian air sering kali dipakai sebagai salah
satu tolak ukur tinggi rendahnya kemajuan suatu masyarakat.
G. Syarat Kuantitas Air Bersih
Syarat kuantitas air bersih artinya air bersih harus memenuhi
standar yangdisebut standar kebutuhan air. Standar kebutuhan air adalah
kapasitas air yang dibutuhkan
secara normal oleh manusia untuk memenuhi
hajat hidupnya sehari-hari. Standar kebutuhan air diperhitungkan
berdasarkan pengamatan pemakaianair bersih
dalam kehidupan sehari-hari para konsumen. Kuantitas air bersih harus dapat
dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada masa sekarangdan masa
mendatang.
2.2. Kajian Empirik Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1.
Penelitian Sebelumnya
No.
|
Penulis
|
Tahun
|
Judul Penelitian
|
Hasil Penelitian
|
1
|
Willy
S.J. Rumahorbo
|
2009
|
Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih di Kecamatan Medan
Timur
|
Berdasarkan
hasil nilai uji T statistic ternyata independent variabel harga air bersih
dan pendapatan pelanggan adalah signifikan terhadap permintaan air bersih,
tetapi non signifikan bagi pengguna air bersih.
|
2
|
Reffi
Yani
|
2010
|
Pengaruh
Pendapatan dan Jumlah Anggota Rumah Tangga Terhadap Permintaan Air Minum PDAM
Tirtanadi Medan (Studi Kasus Lingkungan XIII, Kelurahan Sei Sikambing C – II,
Kecamatan Medan Helvetia, Medan)
|
Hasil
dari analisis menunjukan bahwa permintaan air pada rumah tangga diLingkungan
XIII, Kelurahan Sei Sikambing C – II dipengaruhi secara signifikan oleh
pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga.
|
3
|
Iwan
Nugroho
|
2008
|
Analisis
Permintaan Air Bersih di Kota Bengkulu
|
Rumah
tangga pelanggan air PDAM di Bengkulu mengkonsumsi air PDAM rata-rata
sebanyak 19,9
per bulan. Sebanyak 26% dari mereka
juga menggunakan air bersih dari sumur. sementara itu, permintaan air PDAM
secara signifikan di pengaruhi oleh harga air (dengan elastisitas -1,95) dan
pendapatan dengan 0.103
|
4
|
Widayanti
Mustikowati
|
2014
|
Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsumsi Air Bersih Golongan Pelanggan Rumah Tangga III Wilayah
Pelayanan Cabang Timur PDAM Kota Semarang
|
Hasil
analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jumlah anggota
keluarga (X2), harga air lain diluar PDAM (X3), jumlah motor (X4), dan
kualitas air PDAM menurut persepsi responden (D3) secara statistik
berpengaruh signifkan secara positif terhadap konsumsi air PDAM (Y),
sedangkan sumber air lain diluar PDAM (D2) berpengaruh signifikan secara
negatif terhadap konsumsi air PDAM (Y). Penelitian ini merekomendasikan bahwa
perlu adanya penambahan instalasi pipa jaringan agar untuk daerah yang mempunyai
kualitas air tanah yang kurang baik serta perlu adanya peningkatan kualitas
air PDAM untuk dapat diminum secara langsung mengingat PDAM merupakan suatu
perusahaan daerah yang menyediakan air minum.
|
5
|
Sri
Winarna
|
2003
|
Analisis Konsumsi Air Bersih Rumah
Tangga Berdasarkan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus pada PDAM
Kabupaten Karanganyar)
|
Secara
serempak variabel pendapatan keluarga, pengeluaran pelanggan rumah tangga,
jumlah anggota keluarga, luas pekarangan, pendidikan kepala keluarga dan ada
tidaknya sumber air PDAM berpegaruh secara signifikan terhadap besarnya
konsumsi air bersih PDAM.
|
6
|
Kusdiyanto,
Agung Riyardi
|
2007
|
Air PDAM dan Air Sulingan dalam
Konsumsi Air di Kota Surakarta
|
Elastisitas
pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap
permintaan air PDAM rumah tangga. Terdapat hubungan komplementer antara air
PDAM dan air sulingan di Kota Surakarta.
|
7
|
Wiyan Mailindra dan Azwar Anas
|
2018
|
Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Air Minum PDAM Tirta Sakti Kerinci
|
(1)
Permintaan terhadap air minum PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci selama
periode 1994-2008 mengalami fluktuasi. Adapun jumlah permintaan air minum di
Kabupaten Kerinci mengalami perkembangan rata-rata sebesar 7,13 % pertahun (2)
Diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan air minum di PDAM Tirta
Sakti Kabupaten Kerinci ada 4 (Empat) variabel yaitu pendapatan perkapita,
harga air, jumlah pelanggan dan produksi. Dimana secara simultan keempat
variabel di atas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu
permintaan air minum.
|
8
|
Amalia Dianita Kusumaningrum
|
2017
|
Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi Air Bersih PDAM Golongan Pelanggan Rumah Tangga II Kabupaten Blora
|
Hasil
analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendapatan
dan jumlah anggota keluarga secara statistik berpengaruh signifikan secara
positif terhadap konsumsi air PDAM (Y), lalu variabel tarif berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap konsumsi air PDAM (Y), sedangkan variabel
penggunaan sumber air lain, dan kualitas air tidak berpengaruh positif secara
signifikan terhadap jumlahkonsumsi air PDAM di Blora (Y). Penelitian ini
merekomendasikan bahwa PDAM perlu mengembangkan potensi yang ada dengan
memperbaiki fasilitas serta perlu meningkatkan kualitas air PDAM.
|
9
|
I Nyoman Sutama dan Muhammad Ikbal
|
2017
|
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Air Bersih Pada Pdam Kota Sumbawa Tahun 2017
|
1.
Disimpulkan bahwa variabel pendapatan memliki pengaruh signifikan terhadap
permintaan.
2.
Disimpulkan variabel jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap permintaan.
3.
Disimpulkan bahwa variabel harga memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan air bersih.
|
10
|
Mujiyanti
|
2004
|
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Air Minum oleh Pelanggan PDAM di Kabupaten Boyolali (Studi Kasus
untuk Konsumen Rumah Tangga di Pedesaan)
|
1.
Tingkat pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan air
minum PDAM, hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi dari faktor
pendapatan sebesar 0,207 dan nilai t-hitung (2,982) yang lebih besar dari
nilai t-tabel (1,96).
2.
Jumlah keluarga pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan air minum PDAM, hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi dari
faktor jumlah keluarga pelanggan sebesar 0,320 dan nilai t-hitung (3,334)
yang lebih besar dari nilai t-tabel (1,96).
3.
Lama sebagai pelanggan air minum berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan air minum PDAM, hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi dari
faktor lama 61 sebagai pelanggan sebesar 0,127 dan nilai t-hitung (2,280)
yang lebih besar dari nilai ttabel (1,96)
4. Faktor pendapatan, jumlah keluarga
pelanggan dan lama sebagai pelanggan air minum sebagai variabel dependen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan air minum PDAM sebagai
variabel dependen, hal ini dapat dilihat dari hasil uji F dimana nilai
F-hitung (27,142) lebih besar dari nilai F-tabel (3,15).
|
2.3. Kerangka
Berfikir
Pada dasarnya semua mahluk hidup sangat membutuhkan
air dalam kelangsungan hidupnya terutama manusia yang sehari-harinya yang
sangat membutuhkan air terutama air bersih untuk air minum.
Hubungan pendapatan dan permintaan
air bersih, menurut (Samuelson dan Nordhaus) kondisi
seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menujukkan
jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama
jangka waktu tertentu. Pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa pendapatan
sangat berpengaruh penting dalam permintaan air bersih dengan kata lain ketika
pendapatan seseorang cenderung naik maka permintaan seseorang terhadap suatu
barangpun akan meningkat. Diperkuat oleh penelitian yang di lakukan oleh Willy
S.J. Rumahorbo (2009) yang menurutnya, Berdasarkan hasil nilai uji T statistic
ternyata independent variabel pendapatan pelanggan adalah signifikan terhadap
permintaan air bersih.
Pengertian keluarga menurut Effendy adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Effendy, 2005).
Jika di kaitkan dengan hubungan jumlah anggota
keluarga dan permintaan air bersih, akan berpengaruh positif dimana jika jumlah
anggota keluarga suatu rumah tangga banyak maka permintaan air bersih pun akan
meningkat. Diperkuat oleh penelitian yang di lakukan Reffi Yani (2010) yang
menurutnya permintaan air pada rumah tangga dipengaruhi secara signifikan oleh
pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga.
Hubungan antara
kepemilikan sumber air lain dan permitaan air bersih, menurut (Robert J.Kodoatie, 2012) salah satu faktor
penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk kebutuhan air
minum. Meskipun seseorang mempunyai sumber air lain selain PDAM belum tentu air
yang di gunakannya sesuai dengan kriteria penyediaan air bersih yang layak
untuk kebutuhan air minum, adapun beberapa persyaratan atau kriteria untuk
penyedian air minum. Syarat
kualitas meliputi syarat fisik, syarat kimia, syarat bakteriologis, dan syarat
bakteriologis.
Berdasarkan Pengertian ini, maka penulis dapat
menggambarkan kerangka berfikir pada Gambar 2.1.
Pendapatan
|
Jumlah Anggota
Keluarga
|
Permintaan Air
Sektor Rumah Tangga
|
Kepemilikan
Sumber Air Lain
|
Gambar 2.1.
Kerangka
Berfikir
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dalam penelitian ini penulis
membuat suatu hipotesis sebagai berikut:
1) Diduga
variabel pendapatan, jumlah anggota keluarga dan kepemilikan sumber air lain
secara parsial terhadap permintaan air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan
Kawalu Kota Tasikmalaya;
2) Diduga
variabel pendapatan, jumlah anggota keluarga dan kepemilikan sumber air lain
secara bersama-sama terhadap permintaan air bersih sektor rumah tangga di
Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
No comments:
Post a Comment