BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Pendapatan,
Jumlah Anggota Keluarga Dan Kepemilikan Sumber Air Lain Terhadap Permintaan Air
Bersih Sektor Rumah Tangga dengan ruang lingkup penelitian di Kecamatan Kawalu
Kota Tasikmalaya.
3.2. Metode penelitian
Dalam mengadakan
suatu penelitian perlu ditetapkan terlebih dahulu metode yang akan digunakan.
Dikemukakan oleh Sugiyono (2016: 3) bahwa Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan yang
bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan suatu pengetahuan sehingga
hasilnya dapat di gunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei dengan pendekatan kuantitatif. Adapun pengertian metode kuantitatif
menurut sugiyono (2016: 13) menyatakan bahwa: Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah di tetapkan.
Metode
penelitian perlu dilakukan karena akan memberikan urutan dan menentukan alat
serta prosedur yang akan digunakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan kuantitatif yaitu dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan
hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan dengan metode survei.
Metode survei
adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam pengamatan
langsung terhadap suatu gejala untuk memperoleh informasi dalam bentuk opini
atau pendapat dari orang-orang yang berhubungan langsung dengan apa yang
diamati. Tujuan umum dari penelitian jenis ini adalah untuk mengetahui gambaran
umum dari populasi melalui sampel yang telah di tentukan.
3.2.1.
Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:
61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dengan adanya hubungan
antara variabel pendapatan (X1), jumlah anggota keluarga (X2), dan kepemilikan
sumber air lain (X3) dan variabel Y (Permintaan Air Bersih).
1. Variabel
Bebas (Independen Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang
menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel terikat variabel bebas
berada pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel terikat (Ma’ruf Abdullah,
2015). Dalam penelitian ini variabel bebasnya Pendapatan, Jumlah anggota
keluarga, dan Kepemilikan sumber air lain.
2. Variabel
Terikat (Dependen Variabe)
Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas (Ma’ruf Abdullah,2015). Dalam penelitian ini
variabel dependennya yaitu Permintaan Air Bersih.
Tabel 3.1.
Operasional Variabel Penelitian
Variabel
|
Konsep Teoritis
|
Satuan
|
Skala
|
Notasi
|
VARIABEL INDEPENDEN (X)
|
||||
Pendapatan
|
Pendapatan
adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal
dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang
dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan sangat penting artinya
bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara
langsung mau pun tidak lagsung.
|
Rupiah
(Rp)
|
Rasio
|
|
Jumlah Anggota Keluarga
|
Pengertian
keluarga menurut UU. No. 52 Tahun 2009 Bab 1 Pasal 1 ayat 6 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau
ayah dengan anak (duda) atau ibu dengan anaknya (janda).
|
Jiwa
|
Rasio
|
|
Kepemilikan
Sumber Air
Lain
|
Air
merupakan karunia tuhan yang secara alami ada diseluruh muka bumi. Manusia
sebagai salah satu makluk yang ada di bumi juga sangat tergantung terhadap
air dan untuk kelangsungan hidupnya memerlukan air dengan kuantitas dan
kualitas tertentu.
|
Dummy
(1=memiliki sumber air lain ; 0=tidak memiliki sumber air lain)
|
Rasio
|
|
VARIABEL
DEPENDEN (Y)
|
||||
Permintaan Air bersih sektor
rumah tangga
|
permintaan
dapat didefinisikan sebagai banyaknya barang yang diminta konsumen pada
harga tertentu.
|
Rasio
|
Y
|
3.2.2. Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian
dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan, yaitu mempelajari, memahami,
mencermati, menelaah dan mengidentifikasikan hal-hal yang sudah ada untuk mengetahui
apa yang sudah ada dan apa yang belum ada dalam bentuk jurnal-jurnal atau
karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Selain itu
dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada para
pelanggan air bersih sektor rumah tangga milik PDAM di Kecamatan Kawalu Kota
Tasikmalaya.
3.2.2.1.
Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder dan data primer. Data primer mencoba menjaring informasi
melalui wawancara dan penyebaran kuesioner untuk memperoleh informasi atas studi
kasus Pendapatan Rumah Tangga, Jumlah Anggota Keluarga dan Kepemilikan Sumber
Air Lain Terhadap Permintaan Air Bersih Sektor Rumah Tangga di Kecamatan Kawalu
Kota Tasikmalaya.
Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
dan wawancara dengan para pelanggan PDAM sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu
Kota Tasikmalaya, kemudian ditabulasi serta disusun untuk dijadikan bahan
kepentingan pengolahan dan analisis data.
3.2.2.2.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono
(2012: 115) berpendapat “Populsi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Pada penelitian ini populasi yang akan
digunakan adalah jumlah pelanggan PDAM sektor rumah tangga di kecamatan kawalu
sebanyak 2084 pelanggan seperti yang ada dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2.
Jumlah Penduduk
Terlayani Kelompok Pelanggan Rumah Tangga (R1-R2-R3) di Kecamatan Kawalu Kota
Tasikmalaya
pada Tahun 2018
NO.
|
KELURAHAN
|
KELOMPOK PELANGGAN RUMAH
TANGGA
|
||
R1
|
R2
|
R3
|
||
1
|
URUG
|
-
|
-
|
-
|
2
|
GUNUNG TANDALA
|
-
|
345
|
6
|
3
|
KARSAMENAK
|
19
|
673
|
41
|
4
|
CILAMAJANG
|
2
|
26
|
8
|
5
|
TANJUNG
|
34
|
227
|
22
|
6
|
CIBEUTI
|
25
|
312
|
8
|
7
|
KARANGANYAR
|
-
|
-
|
-
|
8
|
TALAGASARI
|
4
|
131
|
7
|
9
|
LEUWI LIANG
|
19
|
118
|
3
|
10
|
GUNUNG GEDE
|
11
|
41
|
2
|
JUMLAH
|
114
|
1.873
|
97
|
Sumber: Data Kantor PDAM Tirta Sukapura Kabupaten
Tasikmalaya
2.
Sampel
Menurut Sugiyono (2017: 81) “Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Pada penelitian ini, penulis menetapkan
ukuran sampel dengan menggunakan rumus
Slovin
dalam Ridwan (2006: 65) sebagai berikut:
n =
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Nilai kritis (batas ketelitian)
Untuk populasi (N) sebesar 2084 maka nilai kritias
atau (e) yang ditetapkan sebesar 5%. Dengan demikian ukuran sampel yang
dibutuhkan berdasarkan rumus di atas adalah:
n =
n =
n =
n =
n =
n= 335,6
n= 336 (dibulatkan)
Jumlah n yang didapat adalah jumlah sampel secara
keseluruhan. Selanjutnya menentukan sampel setiap sekolahnya yaitu dengan
menggunakan rumus:
= x n
Keterangan:
Jumlah sampel di setiap
kelurahan
n = Jumlah
sampel keseluruhan
= Jumlah populasi menurut
kelurahan
Jumlah populasi
Jadi, jumlah sampel yaitu yang tersebar di seluruh Tasikmalaya dengan
jumlah sampel pada Tabel 3.3
Tabel 3.3.
Distribusi
Sampel
NO.
|
KELURAHAN
|
PELANGGAN RUMAH TANGGA TERLAYANI
|
1
|
URUG
|
-
|
2
|
GUNUNG TANDALA
|
|
3
|
KARSAMENAK
|
|
4
|
CILAMAJANG
|
|
5
|
TANJUNG
|
|
6
|
CIBEUTI
|
|
7
|
KARANGANYAR
|
-
|
8
|
TALAGASAR
|
|
9
|
LEUWI LIANG
|
|
10
|
GUNUNG GEDE
|
|
JUMLAH
|
336 responden
|
3.2.2.3 Prosedur Pengumpulan Data
1.
Studi
Literatur
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data awal mengenai data terekap mengenai para pelanggan PDAM sektor rumah
tangga yang ada di kantor PDAM Kabupaten Tasikmalaya.
Selanjutnya dicoba diamati eksisting
karakteristiknya melalui wawancara dan penjaringan data primer melalui
instrumen kuesioner, khususnya yang terkait dengan pendapatan rumah tangga, jumlah
anggota keluarga, dan kepemilikan sumber air lain terhadap permintaan air
bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
2.
Wawancara
Komunikasi
langsung dengan pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan informasi untuk
mendapatkan kejelasan tentang masalah-masalah yang sedang diteliti. Dalam
wawancara penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti agar proses wawancara dapat terarah. Adapun kisi-kisi
pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Kisi-Kisi Wawancara
No.
|
Arah Pertanyaan
|
1
|
Pendapatan perbulan pelanggan PDAM
|
2
|
Kepemilikan sumur di setiap rumah
pelanggan PDAM
|
3
|
Jumlah anggota keluarga di setiap rumah pelanggan PDAN
|
4
|
Jumlah permintaan air bersih PDAM
perbulan ()
|
3.
Kuesioner
(Angket)
Kuesioner
suatu alat pengumpulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan
tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden. Kuesioner
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi
tentang orang lain.
Kuesioner
yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner berstruktur. Kuesioner
berstruktur disebut juga kuesioner tertutup, berisi pertanyaan-pertanyaan yang
disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan. Responden dalam menjawab
terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.
Menurut Sugiyono (2016: 93) mengatakan
bahwa: Untuk setiap jawaban responden akan diberi skor sehingga memudahkan
peneliti dalam mengelola hasil penelitian yang berupa data kuantitatif. Skala
skor yang dipergunakan adalah skala skor likert. Dengan skala likert maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusum item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
3.2.2.3. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
software Eviews 8.
3.3
Model Penelitian
Model
penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah model regresi linier berganda. Uji
regresi linier ini digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara pendapatan
rumah tangga, jumlah anggota keluarga, dan kepemilikan sumber air lain terhadap
permintaan air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya
baik secara parsial maupun bersama-sama.
3.4.
Teknik Analisis Data
3.4.1.
Analisis Regresi Linier Berganda
Metode regresi linier berganda adalah sebuah regresi
yang menggunakan lebih dari dua variabel. Analisis regresi merupakan suatu
teknik untuk membangun persamaan garis lurus dan menggunakan persamaan tersebut
untuk membuat perkiraan. Sedangkan persamaan regresi merupakan suatu persamaan
matematis yang mendefenisikan hubungan antara dua variabel.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linear berganda yaitu untuk mengetahui apakah Pendapatan (),
Jumlah Anggota Keluarga (), Kepemilikan Sumber
Air Lain (), berpengaruh
segnifikan terhadap Permintaan Air bersih Sektor Rumah Tangga (Y), dengan
metode kuadrat terkecil atau Ordinary
Least Square (OLS) (Gujarati, 2007). Metode OLS berusaha meminimalkan
penyimpangan hasil perhitungan (regresi) terhadap kondisi aktual.
Dalam menghasilkan estimasi persamaan yang baik,maka
setiap estimator OLS harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbised Estimator ).
Dalam
menghasilkan estimasi persamaan yang baik,maka setiap estimator OLS harus
memenuhi kriteria BLUE (Best Linear
Unbised Estimator ), yaitu:
1. Estimator
parameter (βi) bersifat linear terhadap variabel dependen
2. Estimator
parameter (βi) bersifat tidak bias atau nilai rata – rata yang diharapkan sama
dengan nilai (βi) sesungguhnya.
3. Estimator
(βi) memiliki varians ang minimum sehingga disebut efisien penelitian sebelumnya, maka perumusan model
fungsi permintaan air bersih sektor rumah tangga
adalah sebagai berikut :
Y = f ()
Maka Y= + μ
Keterangan :
Y = Permintaan Air Bersih
= Bilangan Konstanta
= Pendapatan (Bulan)
= Jumlah Anggota
Keluarga (Jiwa)
= Tingkat Pendidikan (Tahun)
= Kepemilikan Sumber Air Lain, Dummy (1=memiliki
sumber air lain ; 0=tidak memiliki sumber air lain)
β₁β₂... = Koefisien masing – masing variabel
μ
= Variabel pengganggu
3.4.2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji
kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah
menerima atau menolak pernyataan (hipotesis). Tujuan dari uji hipotesis adalah
untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data
dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari
pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Uji hipotesis yang dilakukan antara
lain:
3.4.2.1.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien
determinasi ini bertujuan untuk menjelaskan seberapa besar variasi dari
variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas. Apabila R2 =
0, artinya variasi dari variabel terikat tidak dapat diterangkan oleh variabel
bebas sama sekali.
Sementara apabila R2 = 1,
artinya variasi dari variabel terikat dapat diterangkan 100% oleh variabel
bebas. Dengan demikian model regresi akan ditentukan oleh R2 yang
nilainya antara nol dan satu.
3.4.2.2. Signifikansi
Parameter (Uji t)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi
variabel independen yaitu Pendapatan Rumah Tangga, Jumlah Anggota Keluarga, dan
Kepemilikan Sumber Air Lain secara individu terhadap variabel dependennya yaitu
Permintaan Air Bersih Sektor Rumah Tangga.
Hipotesis:
1. H0 :βi ≤ 0, artinya
tidak terdapat pengaruh positif variabel pendapatan, jumlah anggota keluarga,
terhadap permintaan air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota
Tasikmalaya.
Ha :βi > 0, artinya
terdapat pengaruh positif variabel pendapatan, jumlah
anggota keluarga, terhadap permintaan air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan
Kawalu Kota Tasikmalaya.
2. H0 : 0, artinya
tidak terdapat pengaruh negatif variable kepemilikan sumber air lain terhadap
permintaan air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
Ha
: 0, artinya
terdapat pengaruh negatif variable kepemilikan sumber air lain terhadap
permintaan air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
Ø Jika
thitung > ttabel dengan
kriteria tingkat keyakinan 5%, maka H0
ditolak maka terdapat pengaruh positif variabel pendapatan,
jumlah anggota keluarga, dan kepemilikan sumber air lain terhadap permintaan
air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
Ø Jika
thitung ≤ ttabel dengan kriteria
tingkat keyakinan tertentu 5%, maka H0 diteima maka
tidak terdapat pengaruh positif variabel pendapatan,
jumlah anggota keluarga, dan kepemilikan sumber air lain terhadap permintaan
air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
3.4.2.3.
Uji Signifikansi Bersama-sama (Uji F)
Uji
F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel indpenden terhadap
variabel dependen. Selain itu uji F dapat dilakukan untuk mengetahui
siginifikansi koefisien determinasi R2. Sedangkan Hipotesis dalam
uji F adalah sebagai berikut:
Ø H0
:β 0
(Secara
bersama-sama variabel bebas yaitu pendapatan,
jumlah anggota keluarga, dan kepemilikan sumber air lain
tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan air
bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya).
Ø Ha
: βi 0
(Secara
bersama-sama variabel bebas yaitu pendapatan,
jumlah anggota keluarga, dan kepemilikan sumber air lain
berpengaruh signifikan terhadap permintaan air bersih
sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya).
Dengan
demikian keputusan yang diambil adalah
sebagai berikut:
1.
Jika nilai Fstatistik
≤ nilai Ftabel, artinya semua variabel independen yaitu pendapatan
rumah tangga, jumlah anggota keluarga, dan kepemilikan sumber air lain tidak berpengaruh signifikan terhadap
permintaan air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
2.
Jika nilai Fstatistik
> nilai Ftabel, artinya semua variabel independen yaitu pendapatan
rumah tangga, jumlah anggota keluarga, dan kepemilikan sumber air lain berpengaruh signifikan terhadap
permintaan air bersih sektor rumah tangga di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
3.4.3
Uji Asumsi Klasik
Jika terjadi penyimpangan akan asumsi klasik yang
digunakan pengujian statistik non parametrik sebaliknya asumsi klasik terpenuhi
apabila digunakan statistik parametrik untuk mendapatkan model regresi yang
baik, model regresi tersebut harus terbebas dari multikolinearitas,
autokolerasi, normalitas dan heteroskedastisitas. Cara yang digunakan dalam
menguji asumsi klasik adalah sebagai berikut:
3.4.3.1.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat asumsi data model
simultan OLS terdistribusi normal. Uji normalitas adalah pengujian tentang
kenormalan distribusi data. Distribusi normal data dimana data memusat pada
nilai rata-rata dan median. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel
yang digunakan baik yang dijadikan sebagai variabel dependen ataupun yang
dijadikan sebagai variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Langkah yang digunakan dalam program software Eviews 8 untuk menguji normalitas
variabel yang digunakan dimulai dengan membuka lembar output model
regresi.
Pada
lembar output model regresi klik tab View, kemudian pilih
residual test dan Histogram. Kemudian pilih normality test. Pendeteksian
apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan
membandingkan nilai probabilitas Jarque Bera (JB) dengan tingkat signifikansi.
Pada penelitian ini tingkat signifikansi adalah 0,05, kemudian untuk menarik
kesimpulan dilakukan pengujian hipotesis dilakukan pada persamaan pertumbuhan
ekonomi adalah sebagai berikut:
1.
Jika nilai Probabilitas
Jarque Bera (JB) < 0,05, maka residualnya berdistribusi tidak normal.
3.4.3.1 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. Berikut ciri-ciri yang sering ditemui
apabila model regresi mengalami multikolinearitas:
1.
Terjadi
perubahan yang berarti pada koefisien model regresi (misal nilainya menjadi
lebih besar atau kecil) apabila dilakukan penambahan atau pengeluaran sebuah
variabel bebas dari model regresi.
2.
Diperoleh
nilai R-square yang besar, sedangkan koefisien regresi tidak signifikan pada
uji parsial.
3.
Tanda
positif atau negatif pada koefisien model regresi berlawanan dengan yang
disebutkan dalam teori (atau logika).
Misal, pada teori (atau logika) seharusnya b1 bertanda positif, namun
yang diperoleh justru bertanda negatif.
4.
Nilai
standard error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari yang sebenarnya
(overestimated)
Pengujian multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan
uji collinierity statistic. Menurut (Ghozali, 2005) dalam melakukan uji
multikolinearitas harus terlebih dahulu diketahui Variance Inflation Factor (VIF).
Pedoman untuk mengambil suatu keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika Variance
Inflation Factor (VIF) > 5%, maka artinya terdapat persoalan
multikolinieritas diantara variabel bebas.
2. Jika Variance
Inflation Factor (VIF) < 5%, maka artinya tidak terdapat persoalan
multikolinieritas diantara variabel bebas.
3.4.3.2 Uji
Autokolerasi
Autokolerasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain
(Kuncoro, 2003). Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokolerasi dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan
melihat model regresi linear berganda. Jika nilai Durbin-Watson berada di bawah
angka 2 maka model tersebut terbebas dari autokolerasi (Lubis et.al,
2007). Syarat untuk dilakukannya pengujian Durbin-Watson (DW) apabila
berbedanya kesimpulan antara satu orang dengan yang lainnya dan gambar terlihat
mempunyai skala yang berbeda.
Adapun uji autokolerasi yang lainnya yaitu
uji LM (Lagrange Multiplier). Adapun
prosedur uji LM, yaitu:
1.
Estimasi persamaan
regeresi dengan metode OLS dan kita dapatkan residualnya
2.
Melakukan regresi
residual êt dengan
variabel independen, jika lebih dari satu variabel independen maka kita harus
masukan ke semua variabel independen dan lag dari residual et-1, et-2.
Langkah kedua ini dapat ditulis : êt
= λ0 + λ 1Xt
+ ρ1êt-1 + ρ1êt-2 + .......+ ρpêt-p
+ v1 Kemudian dapatkan R2 dari persamaan regresi ini.
Jika sampel adalah besar, maka menurut Breusch dan Godfrey dalam model
seperti diatas akan mengikuti distribusi χ2 dengan df
sebanyak p. Jika χ2 hitung
lebih besar dari χ2 tabel pada derajat kepercayaan tertentu, maka
terjadi autokorelasi. Sebaliknya, jika χ2 hitung lebih kecil dari χ2
tabel maka model tidak mengandung unsur autokolerasi.
3.4.3.3 Uji
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regersi terjadi atau terdapat ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika terjadi suatu keadaan dimana variabel gangguan tidak
mempunyai varian yang sama untuk semua observasi, maka dikatakan dalam model
regresi tersebut terdapat suatu gejala hetroskedastisitas (Gujarati, 2003).
Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel atau tidak salah satu
pengujiannya menggunakan metode Residuals- Fitted Tesr dengan kriteria
sebagai berikut:
Ø Jika
Prob. Chi-Square < 0,05
signifikansi tertentu; artinya terjadi gejala heteroskedastisitas.
Ø Jika
Prob. Chi-Square > 0,05
signifikansi tertentu; artinya tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.
No comments:
Post a Comment